Rabu, 14 Oktober 2009

Profil Puskesmas Mirit

Visi , Misi dan Motto

Visi
Menjadi Puskesmas sebagai Unit pelayanan kesehatan masyarakat terbaik di jalur selatan Kebumen

Misi

  • Memberikan pelayanan kepada klien dengan aman, cepat, adil, merata dan terjangkau
  • Meningkatkan pembinaan SDM dalam peningkatan kompetensi/kemampuan dan karakter yang berorientasi pada kebutuhan klien
  • Menggerakkan partisipasi dan kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
  • Meningkatkan kesejahteraan karyawan untuk mewujudkan kinerja pelayanan yang baik


Motto
Melayani dengan tulus ikhlas, karena niat ibadah.

Wilayah kerja dan Geografi

Wilayah Kerja Puskesmas Mirit terdiri dari 22 Desa. Secara Geografis letak Puskesmas Mirit tidak terlalu sulit dijangkau dengan kendaraan roda empat/ kendaraan umum karena letaknya dekat dengan pasar desa. Lokasi yang sekarang ini dipandang kurang strategis dalam pelayanan masyarakat. Untuk itu, sedang diupayakan relokasi dari fihak Pemerintah. Namun persolannya banyak aspek yang harus diselesaikan dan memerlukan dukungan dari berbagai fihak.

Lokasi Puskesmas
Lokasi Puskesmas: Jalan Raya mirit Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen.
Batas Wilayah:

  • Sebelah Utara: Wilker Pkm Bonorowo
  • Sebelah Timur: Wilker Pkm Prembun
  • Sebelah Selatan: Pantai Mirit
  • Sebelah Barat: Wilker Pkm Buluspesantren

Jumlah Penduduk: 45.609 jiwa

Sumber Daya

  • Ambulan Puskesmas: 1
  • Puskesmas Pembantu: 3
  • Dokter umum: 1
  • Dokter gigi: 1
  • Bidan: 2
  • Bidan Desa: 20
  • Perawat: 6
  • Perawat gigi: 0
  • Sanitarian: 1
  • Imunisator: 1
  • Tenaga Administrasi: 4
  • Pekarya: 2

Pelayanan Puskesmas

  • Promosi Kesehatan
  • Kesehatan Ibu dan Anak
  • Balai Pengobatan Umum
  • Balai Pengobatan Gigi
  • Kosultasi Gizi
  • Immunisasi
  • Konsultasi Kesehatan Remaja dan Usila
  • Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)/UKGS
  • Pencegahan dan Pemberantasan penyakit
  • Kesehatan Lingkungan
  • Kesehatan Jiwa
  • Pemeriksaan Laboratorium Sederhana
  • Kesehatan Telinga
  • Klinik Sanitasi
  • Pelayanan ISPA dan MTBS

Sabtu, 10 Oktober 2009

Desa di Wilayah Puskesmas Mirit


Luas wilayah Kecamatan Mirit 52,530 km2 dengan jumlah penduduk 45.609 orang penduduk laki-laki 22.785 orang dan perempuan 22.824 orang. Jarak Kecamatan Mirit dari Kota Kebumen adalah 34,00 km melalui Prembun dengan menggunakan angkutan pedesaan. Banyaknya RT di Kecamatan Mirit 236 dan RW sebanyak 66 yang terbagi dalam 22 Desa.

Mirit adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Terdiri dari 22 Desa, yaitu:

Jumat, 09 Oktober 2009

Pantai Rowo


Pantai yang terletak di dekat perbatasan Kabupaten Purworejo ini merupakan pantai landai dan cukup luas. Pantai Rowo memiliki hamparan pasir putihnya yang menyilaukan di siang hari. Deburan ombak laut selatan yang bergulung-gulung menumbuhkan keindahan tersendiri.
Pantai ini terletak di desa Rowo kec. Mirit sekitar 6 km sebelah timur Pantai Mirit yang sangat ramai pengunjung pada Lebaran ke-8. Disini juga dijajakan Sate Ambal yang hmm..makNyuusss, emping, kupat tahu dan buah bengkoang.

Sedekah Laut


TRADISI sedekah laut yang digelar oleh nelayan dan warga Desa Rowo Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen berlangsung meriah, Jumat (2/1). Ritual tahunan yang dilaksanakan setiap bulan Suro pada penanggalan Jawa persisnya hari Jumat atau Selasa Kliwon itu dilakukan dengan melarung sesaji ke laut selatan.

Sesaji yang dilarung ke laut berupa seekor kambing yang disisakan daging dan kepala dengan dibungkus kain putih, kembang setaman, tumpeng tolak, tujuh macam pisang, tujuh macam buah, ageman sak pengadek, serta alat kecantikan perempuan itu ditempatkan sebuah wadah yang disebut. Setelah arak mengelilingi desa, sesaji itu dibawa ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Rowo.

Ombak besar yang mencapai lima meter di pantai selatan cukup menganggu kelancaran prosesi larung sesaji. Perahu yang membawa sesaji itu beberapa kali gagak masuk ke laut karena dihadang gelombang tinggi. Setelah 20 menit mencoba menerobos gelombong itu, akhirnya sesaji tersebut bisa dilarung di laut.

Dari TPI sesaji itu dibawa menyusuri Sungai Wawar ke pantai Seletan yang berjarak sekitar tiga kilometer. Sekitar 30 perahu ditumpangi oleh nelayan dan keluarganya. Selain para sesepuh desa, ikut pula dalam perahu jajaran Muspika Kecamatan Mirit. Sesampainya di pantai, kumpulan sesaji yang oleh warga setempat disebut juren itu kemudian dilarung ke tengah lautan.

Sebelumnya, sesepuh nelayan Wongso Wijoyo (61) melakukan ritual. Ritual dilakukan dengan membaca doa dengan disertai membakar kemenyan dan menaburkan bunga ke pantai. Larung sesaji disaksikan oleh ribuan warga di Kecamatan Mirit dan sekitarnya. Mereka tumpah ruwah memadati lokasi pantai untuk melihat dari dekat prosesi larungan sesaji. Ada yang datang menggunakan kendaraan bermotor, namun adapula yang hanya dengan berjalan kaki.

Wongso Wijoyo mengatakan, ritual sedekah laut merupakan tradisi yang setiap tahun dilakukan. Ritual itu dilakukan sebagai simbol ucapan syukur kepada Tuhan karena telah memberi rejeki selama setahun yang lalu. Namun demikian sebagian nelayan masih ada yang menyakini, sesaji merupakan bentuk penghormatan kepada penguasa laut selatan.

Aneka sesaji yang dilarung adalah barang yang diyakini sebagai kesukaan ratu kidul. Ageman yang terdiri dari pakaian batik, konde, serta alat rias kecantikan adalah barang kesukaan ratu laut kidul. "Kami juga berdoa agar dalam mencari rejeki di laut selama setahun ke depan kami mendapat berkah dan lancar dalam mencari ikan," ujar Wongso Wijoyo, di sela-sela ritual.

Kepala Desa Rowo Sarno, menambahkan selama setahun terakhir, hasil tangkapan ikan para nelayan mengalami penurunan. Selain adanya gelombang besar, saat melaut pun sepi tangkapan. Untuk itu, mereka berdoa agar selama setahun kedepan para nelayan yang kehidupannya menggantungkan kondisi alam itu diberikan kemudahan dalam mencari ikan.

Dalam rangkaian sedekah laiut tersebut juga digelar kenduren dilanjutkan hiburan orgen tunggal. Pada malam harinya digelar pergelaran wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Basuki Indro Prayitno yang membedah lakon Dasamuka Ngraman.

"Tradisi sedekah laut dapat dijadikan aset wisata desa yang dapat menunjang pantai Rowo menjadi objek wisata. Ke depan kegiatan itu dikembangkan menjadi wisata budaya mendukung wisata alam pantai," kata Camat Mirit Irfani SSos

Sumber: Tulisan Ondo Supriyanto

Kambing Kendit, menengok Ritual dan Tradisi Masyarakat Mirit

Berbicara ritual dan tradisi di Kebumen, memang banyak ragamnya. Sebagai daerah pegunungan di tepi pantai, Kebumen memang unik sekaligus kaya akan budaya dan tradisi.
Jika keturunan Dukuh Kuwarasan ada tradisi menggelar ingkung, maka warga di Desa Rowo Kecamatan Mirit Kebumen melakukan larung seekor kambing kendit berikut jajanan pasar ke Laut Selatan. Sebelum dilarung, sedekah tersebut dibawa dengan jolen diarak keliling desa.

Prosesi diawali arak-arakan dari rumah kepala desa menuju Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Rowo. Kemudian dengan menggunakan perahu jenis jukung milik nelayan, jolen yang juga berisi jarit lurik dan selendang warna hijau, dibawa menuju laut Selatan melalui Sungai Wawar. Prosesi sedekah laut ini dipimpin sesepuh desa, Ki Sastro Wiryo.

Warga ikut mengantar jolen hingga muara sungai dengan menumpang puluhan perahu. Selanjutnya, perahu yang membawa jolen, meluncur ke tengah laut untuk melarung sesaji dengan melibas ombak yang cukup tinggi.
Bagi warga Rowo, tradisi tersebut sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan banyak rezeki selama setahun. Baik rezeki yang diperoleh di darat maupun di laut. Selain itu, untuk memohon agar dalam 1 tahun ke depan, Tuhan YME kembali memberi rezeki yang tidak kalah melimpah dari tahun sebelumnya. Dipercaya, tradisi itu akan menghilangkan sial. Tidak mengherankan jika warga rela iuran untuk menggelar ritual yang dilakukan setiap Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon pada bulan Sura tersebut.

Sumber: Kebumen on the net dan beberapa sumber lainnya.

Sabtu, 03 Oktober 2009

Kebijakan Dasar Puskesmas (Kepmenkes no 128 Th 2004)

Pembangunan kesehatan mempunyai visi “indonesia/ masyarakat sehat “, diantaranya dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan rumah sakit. Selama ini pemerintah telah membangun puskesmas dan jaringannya di seluruh indonesia. Rata-rata setiap kecamatan mempunyai 2 puskesmas, setiap 3 desa mempunyai 1 puskesmas pembantu. Puskesmas telah melaksanakan kegiatan dengan hasil yang nyata, status kesehatan masyarakat makin meningkat, ditandai dengan makin menurunnya angka kematian bayi, ibu, makin meningkatnya status gizi masyarakat umur harapan hidup.